Senin, 03 Oktober 2016

Sejarah UNISNU Jepara

UNISNU JEPARA

     Pada awal tahun 1988, 12 aktivis pendidikan NU dengan tokoh sentra KH Mahfudz Asymawi (alm), Ketua Cab. LP Ma’arif Jepara menggagas berdirinya perguruan tinggi di Jepara. Selain silaturahmi dan musyawarah terus dilakukan,  berkali-kali juga melakukan audiensi ke sesepuh dan pejabat, seperti KH MA Sahal Mahfudz, KH Mc Amin Soleh, Bupati Jepara Hishom Prestyo, SH dan Rektor IAIN Walisongo Prof. Drs. Ahmad Loedjito.

   Semula digagas sebuah IKIP, untuk pemberdayaan pendidikan umum yang sangat dibutuhkan masyarakat. Tetapi karena kebijakan pemerintah belum memungkinkan, maka dialihkan ke Institut Islam, singkatnya  berdirilah Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Jepara. Hal ini juga dimaksudkan sebagai pengibaran bendera NU secara formatif untuk menjawab tantangan besar dalam berfastabiqul khairat.

Untuk persiapan pengelolaan pada 17 Maret 1989 dibentuklah Yayasan INISNU.  Atas perkenan Kopertais  XI  pada tahun akademik 1989-1990 menerima mahasiswa baru, KH. MA Sahal Mahfudz berkenan menjadi rektornya dan Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama pada saat itu memberikan ijin operasional 3 fakultas ( Syariah, Tarbiyah dan Da’wah) dengan SK Menag RI No. 176 Agustus 1991.

     Pada tahun berikutnya INISNU menempati kampus baru setelah memperoleh fasilitas tukar guling  tanah bengkok perangkat desa Tahunan. Semakin tahun bendera Inisnu semakin berkibar, hingga pada tahun 1996 menggelar wisudanya yang pertama. Namun, pengurus yayasan kurang puas dengan capaian, kemudian menggagas lagi mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi NU (STIENU) dan  Yayasan INISNU juga diubah menjadi Yayasan Pendidikan Tinggi NU (YAPTINU).
Setelah  STIENU mendapatkan ijin operasional dengan SK Mendikbud RI No.68/0/0/1997 pada 8 Oktober 1987 untuk Prodi Manajemen dan Akutansi, kemudian  STIENU  diketuai oleh mantan PWNU Jateng Drs Ahmad, dengan didampingi Dr. Purbaya, Budi Santoso, MS dan Muh Imron SE, masing-masing sebagai Puket 1, 2 dan 3.

    Sementara Sekretaris YAPTINU H. Ali Irfan Mukhtar kemudian ditugasi menjadi ‘palang pintu’ dengan berbagai status antara lain, Kepala BUAK, Presenter, Bendahara dan bahkan Asisten Dosen. Berkat bantuan berbagai pihak STIENU menjadi besar selanjutnya diketuai Drs. Ahmad (1997-1999), Drs H. Sudito Yuwono (1999-2001), Drs. Ahmad (2001-2005) dan H. Setiono, SE, MM (2005 s/d sekarang).
Menyimak perkembangan dan kemajuan Jepara sebagai kota industri, mebel dan ukir, tenun ikat, rotan, monel, kaligrafi dan pariwisata, kemudian YAPTINU menggagas mendirikan STTDNU.  Singkatnya gagasan mendirikan STTDNU itu cepat terealisir dengan ditandai perubahan bentuk dari ATIKANU menjadi Sekolah Tinggi Teknologi dan Desain NU (STTDNU).

     Seiring dengan tuntutan perubahan yang berangkat dari pemikiran, meski kondisi akhir dari ketiga lembaga pendidikan itu  sudah mendekati kemapanan, karena sudah mempunyai 4639 mahasiswa, dosen S1 33 orang, dosen S2 133 orang, dan dosen S3 7 orang. Tetapi pengurus YAPTINU belum merasa sampai pada pencapaian visi sehingga ketiga lembaga tersebut berubah bentuk menjadi Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU), dengan rektor Prof.Dr H Muhtarom, HM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar