MAKALAH
Telaah materi SKI kelas XII MA
Disusun guna
Memenuhi Tugas
Matakuliah : Telaah Materi PAI III (MA,SMA,SMK)
Dosen
Pengampu : Drs. Abdul Rozak As-sowy
Di susun oleh :
1.
Muharror Za'ami : 141310003065
2.
Soni Ismail : 141310003277
3.
Ikrom Mulloh : 141310003069
4.
Binaka Suwasti
R : 141310003263
5.
Nia Yuliyana : 141310003258
6.
Hoirotuzzahro' : 141310003153
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’
JEPARA
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan banyak kenikmatan kepada kita semua. Tidak lupa pula Sholawat
dan salam mudah-mudahan tetap dilimpahkan
kepada junjungan kita nabi akhirul jaman Nabiyulloh Muhammad Saw beserta keluarganya,
sahabatnya, dan para pengikutnya dihari kiamat kelak, aminnnn.........
Alhamdulilah makalah kami yang berjudul “Telaah PAI Ski Kelas XII MA” ini telah selesai kami susun dan kami
ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu tersusunnya
makalah ini, khususnya kepada Bapak sebagai dosen mata kuliah Telaah Materi
PAI III (MA,SMA,SMK).
Kami selaku kelompok yang membuat makalah ini
mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan atau kurang pas kami mohon
maaf dan semoga allah juga dapat memaafkannya.
Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan
manfaat untuk kita semua dan menjadi ilmu yang bermanfaat untuk kita semua agar
dapat diterapkan dalam masyarakat terutama kepada anak didik nantinnya. Amin.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Berdasarkan peraturan
menteri agama Republik Indonesia nomer 2 tahun 2008 tentang standar kompetensi
lulusan dan standar isi pendidikan agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah
Aliyah, untuk mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Menyatakan bahwa peserta
didik harus mampu:
1. Membangun kesadaran
peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan
norma-norma Islam yang telah dibangun
oleh Rasulullah SAW dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
2.
Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang
merupakan sebuah proses dari masa
lampau, masa kini, dan masa depan.
3.
Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar
dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
4.
Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan
sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau.
5. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah
dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh
berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik,
ekonomi, iptek dan seni dan lain-lain untuk mengembangkan Kebudayaan dan
peradaban Islam.
Oleh karena itu pemakalah mencoba menyajikan materi
Sejarah Kebudayaan Islam kelas XII semester I dan II untuk Madrasah Aliyah
yang sesuai dengan SK-KD yang berlaku.
B.
Rumusan Masalah
Untuk membatasi masalah
agar lebih terpusat pada pokok persoalan sesuai dengan judul diatas, maka dalam
makalah ini pemakalah uraikan beberapa permasalahan yaitu :
1. Bagaimana perkembangan
Islam, identifikasi peristiwa-peristiwa penting dan tokoh-tokoh yang
berprestasi dalam perkembangan Islam, dan mengambil ibrah dari peristiwa
perkembangan Islam serta meneladani tokoh-tokoh yang berprestasi dalam
perkembangan Islam pada masa modern?
2.
Bagaimana perkembangan Islam, identifikasi peristiwa-peristiwa penting dan
tokoh-tokoh yang berprestasi dalam perkembangan Islam dan mengambil ibrah dari
peristiwa perkembangan Islam serta meneladani tokoh-tokoh yang berprestasi
dalam perkembangan Islam di Indonesia?
3.
Bagaimana perkembangan Islam, identifikasi peristiwa-peristiwa penting dan
tokoh-tokoh yang berprestasi dalam perkembangan Islam dan mengambil ibrah dari
peristiwa perkembangan Islam serta meneladani tokoh-tokoh yang berprestasi
dalam perkembangan Islam di dunia?
C.
Tujuan Makalah
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan makalah
ini adalah :
1. Untuk mengetahui
perkembangan Islam, identifikasi peristiwa-peristiwa penting dan tokoh-tokoh
yang berprestasi dalam perkembangan Islam, dan mengambil ibrah dari
peristiwa perkembangan Islam serta meneladani tokoh-tokoh yang berprestasi
dalam perkembangan Islam pada masa modern ?
2. Untuk mengetahui
perkembangan Islam, identifikasi peristiwa-peristiwa penting dan tokoh-tokoh
yang berprestasi dalam perkembangan Islam dan mengambil ibrah dari peristiwa
perkembangan Islam serta meneladani tokoh-tokoh yang berprestasi dalam
perkembangan Islam di Indonesia ?
3. Untuk mengetahui
perkembangan Islam, identifikasi peristiwa-peristiwa penting dan tokoh-tokoh
yang berprestasi dalam perkembangan Islam dan mengambil ibrah dari peristiwa
perkembangan Islam serta meneladani tokoh-tokoh yang berprestasi dalam perkembangan
Islam di dunia ?
D.
Manfaat Makalah
1. Manfaat teoritis
a. Dapat memahami materi
sejarah kebudayaan islam kelas XII dengan baik.
b. Dapat menjelaskan materi
sejarah kebudayaan islam kelas XII sesuai dengan SK-KD 2008.
c. Dapat mengambil ibrah dari
materi sejarah kebudayaan islam kelas XII dalam kehidupan sehari-hari.
2. Manfaat praktis
a. Bagi pemakalah
Untuk meningkatkan pengetahuan pemakalah, khususnya dalam
materi sejarah kebudayaan islam kelas XII di Madrasah Aliyah.
b. Bagi pembaca
Sebagai dasar pengetahuan bagi mahasiswa agar nantinya dapat
mengaplikasikan dan menelaah materi sejarah kebudayaan islam kelas XII di
madrasah aliyah.
E. Sistematika Penulisan
Makalah
Untuk mendapatkan gambaran dan memudahkan dalam pembahasan makalah ini,
pemakalah akan menjabarkan secara global sistematika penulisannya. Adapun
penyusunannya adalah sebagai berikut :
1. Bagian awal berisi :
Judul
Daftar isi
2. Bagian isi terdiri dari :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
B. Rumusan masalah
C. Tujuan makalah
D. Manfaat makalah
E. Sistematika penulisan makalah
BAB II
LANDASAN TEORI
Kelas XII Semester I
Standar Kompetensi :
1. Memahami perkembangan
Islam pada masa modern/zaman kebangkitan (1800-sekarang)
1.1 Menjelaskan perkembangan Islam pada masa modern
1.2 Mengidentifikasi peristiwa-peristiwa penting dan
tokoh-tokoh yang berprestasi
dalam perkembangan Islam pada masa modern
1.3 Mengambil ibrah dari peristiwa
perkembangan Islam pada masa modern
1.4 Meneladani tokoh-tokoh yang berprestasi dalam
perkembangan Islam pada masa modern
Kelas XII Semester II
Standar Kompetensi :
2.
Memahami Perkembangan Islam di Indonesia
2.1 Menjelaskan perkembangan
Islam di Indonesia
2.2 Mengidentifikasi peristiwa-peristiwa penting dan
tokoh-tokoh yang berprestasi dalam perkembangan
Islam di Indonesia
2.3 Mengambil ibrah dari peristiwa perkembangan
Islam di Indonesia
2.4 Meneladani tokoh-tokoh yang berprestasi dalam
perkembangan Islam di Indonesia
2.5 Menjelaskan perkembangan Islam di dunia
2.6 Mengidentifikasi peristiwa-peristiwa penting dan
tokoh-tokoh yang berprestasi dalam
perkembangan Islam di dunia
2.7 Mengambil ibrah dari peristiwa perkembangan
Islam di dunia
2.8 Meneladani tokoh-tokoh yang berprestasi dalam
perkembangan Islam di dunia
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
3. Bagian akhir :
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
Kelas XII, Semester I
Standar Kompetensi :
1.
Memahami perkembangan Islam pada masa modern/zaman kebangkitan
(1800-sekarang)
Kompetensi Dasar :
1.1.
Menjelaskan perkembangan Islam pada masa modern
Perkembangan Islam pada periode modern berawal pada
sekitar tahun 1800. Perkembangan Islam periode modern dilatar belakangi
jatuhnya Mesir ke tangan bangsa Barat, yaitu Prancis. Jatuhnya Mesir ke bangsa
Barat menyadarkan kembali umat Islam bahwa di Barat telah timbul peradaban yang
lebih tinggi dan lebih maju serta dapat mengancam peradaban Islam.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan Islam berkembang
kembali pada periode modern, seperti berikut :
1. Umat Islam mempelajari
berbagai ilmu pengetahuan.
2. Umat Islam menyadari bahwa
menyebarluaskan ajaran Islam termasuk jihad fii sabilillah.
3. Keterbukaan umat Islam
dalam menerima unsur-unsur budaya dan peradaban di luar agama Islam.
4. Pertumbuhan ekonomi yang meliputi
bidang industri, jasa, pertanian, perdagangan, dan sebagainya.
Dari berbagai faktor itulah Islam mulai berkembang. Islam
tidak hanya berkembang kembali di Jazirah Arab. Tetapi, Islam berkembang hampir
ke seluruh pelosok dunia.
1.2. Mengidentifikasi peristiwa-peristiwa
penting dan tokoh-tokoh yang berprestasi dalam perkembangan Islam pada masa
modern
Pada abad ke-18 dan awal abad ke-19, dunia Islam berada
dalam situasi yang sangat kritis. Hampir seluruh Negara atau wilayah Islam
jatuh ke tangan bangsa Barat. Penjajahan yang dilakukan bangsa-bangsa Barat
yang beragama Nasrani atas wilayah Islam, menyadarkan umat Islam dari
keterlenaan. Umat Islam mulai menyadari kelemahan dan ketertinggalannya.
Adapun bangsa yang pertama kali merasakan adanya
ketertinggalan itu adalah Turki Utsmani. Untuk itu, mulailah para penguasa
Kerajaan Turki Utsmani mengirim duta untuk melihat dan mempelajari perkembangan
serta kemajuan di Negara Barat. Pada tahun 1720, Celebi Mehmed dikirim ke Paris
sebagai duta yang ditugasi untuk mengunjungi berbagai pabrik, benteng-benteng
pertahanan, dan lembaga-lembaga di Prancis. Singkatnya dapat dikatakan,
kemajuan yang di capai dunia Barat terletak pada bidang sains dan teknologi.
Oleh karena itu, umat Islam harus mampu mengejar ketinggalan tersebut dengan
cara bekerja sama melalui kegiatan penelitian dan pengembangan pada bidang
sains dan teknologi. Harus disadari bahwa kelemahan umat Islam selain terletak
dalam bidang akidah yang sudah tercemari oleh berbagai takhayul, khurafat, dan
bid’ah, kelemahan dan ketertinggalannya juga terletak dalam bidang sains dan
teknologi.
Untuk menggapai cita-cita besar tersebut, umat Islam
harus berpikir secara objektif dan realistis bahwa bangsa Barat telah maju.
Oleh karena itu, perlu diadakan gerakan modernisasi (pembaruan) dalam dunia
Islam yang harus dilakukan secara komprehensif (menyeluruh). Sejak awal Islam
telah mempunyai tradisi pembaruan. Islam segera memberi jawaban terhadap apa
yang dipandang menyimpang. Tajdid mendapat pembenaran dan pengesahan dari Allah
SWT sebagaimana dalam firman-Nya berikut yang artinnya : “Dan orang-orang
yang berpegang teguh dengan Al kitab (Taurat) serta mendirikan shalat, (akan
diberi pahala) karena Sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang
yang Mengadakan perbaikan.” (QS. Al-A’raf : 170)
Sebelum masa pembaruan,
umat Islam diberbagai Negara telah menyimpang dari ajaran Islam yang bersumber
kepada Al-Qur’an dan Hadits. Penyimpangan itu terdapat dalam hal berikut:
1.
Ajaran Islam tentang ketauhidan telah bercampur dengan kemusyrikan. Hal ini
ditandai dengan banyaknya umat Islam yang menyembah selain Allah SWT, seperti
memuja makam yang dianggap keramat dan meminta tolong dalam urusan gaib kepada
dukun-dukun dan orang-orang yang dianggap sakti. Selain itu, ada juga kelompok
umat Islam yang mengultuskan dan beranggapan bahwa sultan adalah orang suci
yang segala perintahnya harus ditaati.
2. Adanya kelompok umat Islam
yang selama hidup di dunia ini, hanya mementingkan urusan akhirat dan
meninggalkan dunia. Mereka beranggapan bahwa memiliki harta benda yang banyak,
kedudukan yang tinggi, dan ilmu pengetahuan tentang dunia adalah tidak perlu,
karena hidup di dunia ini hanya sebentar dan sementara. Sedangkan hidup di
akhirat bersifat kekal dan abadi. Selain itu, banyak umat Islam yang menganut
faham fatalism, yaitu faham yang mengharuskan
berserah diri kepada nasib dan tidak perlu berikhtiar, karena hidup
manusia dikuasai dan ditentukan oleh nasib.
Tokoh yang mempelopori gerakan tajdid atau pembaruan
Islam, antara lain sebagai berikut:
1.
Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1793)
Muhammad bin Abdul Wahab
lahir di Uyainah, Nejd, Arab Saudi pada tahun 1703. Ia dilahirkan dari keluarga
yang terkenal dengan kesalehan dan keimanannya. Ia mempunyai gerakan yang
kemudian dikenal dengan gerakan wahabi. Timbulnya gerakan ini tidak lepas dari
kondisi umat Islam pada saat itu, yakni sebagai berikut:
a. Secara politik, umat Islam
di seluruh kawasan kekuasaan Islam berada dalam keadaan yang lemah. Ketika itu
yang berkuasa adalah kerajaan Turki Utsmani yang merupakan penguasa tunggal,
namun kerajaan itu sedang mengalami kemunduran dalam segala bidang.
b.
Adanya penurunan semangat dalam pemahaman Al-Qur’an karena umat Islam
bersikap fatalis dan cenderung mistisisme.
c.
Tauhid yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. telah dirusak oleh
kebiasaan-kebiasaan syirik.
d.
Kota-kota suci, seperti Makkah dan Madinah, telah menjadi tempat yang penuh
dengan penyimpangan akidah.
Gerakan wahabi ini berhasil berkat bantuan kepala suku
yang bernama Muhammad Ibnu Saud yang kemudian mendirikan kerajaan di bawah
pimpinan keturunannya. Muhammad bin Abdul Wahab mempunyai beberapa pemikiran,
antara lain sebagai berikut:
a. Al-Qur’an dan Hadits
merupakan sumber asli ajaran Islam, sedangkan pendapat para ulama bukan
merupakan sumber ajaran Islam.
b. Taklid kepada ulama tidak
dibenarkan.
c. Pintu ijtihad tetap
terbuka dan boleh dilakukan dengan jalan kembali pada Al-Qur’an dan sunnah
Rasulullah.
2.
Syah Waliyullah (1703-1762)
Syah Waliyullah lahir di New Delhinpada 21 Februari 1703.
Tokoh ini mempunyai silsilah sampai kepada Umar bin Khattab, sehingga
dibelakang namanya sering ditambah Al-Umari atau Al-Faruqi.
Syah Waliyullah hanya menulis buku, antara lain Hujjatul
Baligan, Fuyun Al-Haramain, Al-Fauzul Kabir Fa Uslit Tafsir. Disamping itu,
ia menerjemahkan kitab suci Al-Qur’an ke dalam bahasa Persia.
Sebagai seorang mujadid, ia mempunyai pemikiran tentang
penyebab kemunduran umat Islam di India secara khusus dan di seluruh dunia
secara umum. Pemikirannya antara lain sebagai berikut :
a. Terjadinya perubahan
sistem pemerintahan Islam dari sistem kekhalifahan menjadi sistem kerajaan.
b. Sistem demokrasi yang ada
dalam kekhalifahan diganti dengan sistem monarki absolute.
c. Perpecahan dikalangan umat
Islam yang di sebabkan oleh berbagai pertentangan aliran dalam Islam.
d. Adat-istiadat dan ajaran
bukan Islam masuk ke dalam keyakinan umat Islam.
3.
Sultan Mahmud II (1785-1835)
Sultan Mahmud II lahir
pada tahun 1785. Dia di angkat menjadi khalifah pada tahun 1807. Sultan Mahmud
II banyak melakukan gerakan pembaruan dalam dunia Islam. Pembaruan yang
dilakukannya antara lain sebagai berikut :
a. Menerapkan sistem
demokrasi dalam sistem pemerintahannya.
b. Menghapus pengkultusan
sultan yang dianggap suci oleh rakyatnya.
c. Mengadakan pembaruan dalam
bidang pendidikan dengan memasukkan kurikulum umum kedalam lembaga-lembaga
pendidikan madrasah.
d. Mendirikan sekolah maktebi
ma’arif yang menyiapkan tenaga-tenaga administrasi dan maktebi ulum’i
edebiyet yang menyiapkan tanaga-tenaga ahli penerjemah.
e. Mendirikan sekolah
kedokteran, militer dan teknik.
4.
Muhammad Ali Pasha (1765-1849)
Muhammad Ali Pasha lahir
pada tahun 1765. Banyak usaha yang dilakukan untuk memperbarui kondisi umat
Islam yang telah jauh tertinggal dari negeri Barat. Usaha-usaha yang ia lakukan
adalah dalam bidang militer, pendidikan dan ekonomi.
a. Bidang ekonomi
1) Mengambil alih
kepemilikan tanah oleh Negara dan hasilnya digunakan untuk kepentingan rakyat.
2) Membangun sistem
irigasi sehingga hasil pertanian menjadi lebih baik.
b. Bidang militer
Jatuhnya Mesir ke tangan Napoleon Bonaparte menyadarkan
Muhammad Ali Pasha. Kemajuan teknologi peperangan membuat Prancis dengan mudah
menguasai Mesir. Setelah Prancis dapat di usir Inggris tahun 1802, ia
mengundang seorang perwira tinggi Prancis untuk melatih tentara Mesir.
Kemudian, ia mendirikan sekolah militer tahun 1815.
c. Bidang pendidikan
1) Pada tahun 1815
mendirikan sekolah militer
2) Pada tahun 1816
mendirikan sekolah teknik
3) Pada tahun 1827
mendirikan sekolah kedokteran
4) Pada tahun 1829
mendirikan sekolah apoteker
5) Pada tahun 1834
mendirikan sekolah pertambangan
6) Pada tahun 1836
mendirikan sekolah penerjemahan
7) Mengirim pelajar
ke Prancis untuk belajar sains dan teknologi
5.
At Tahtawi (1801-1873)
Nama lengkapnya adalah Rifa’ah Badawi at-Tahtawi. Ia
lahir pada tahun 1801 di Tahta dan meninggal tahun 1873 di Mesir. Sebelum pergi
ke Prancis, ia banyak mempelajari peradaban Barat dan kemajuan yang di capainya
di Institut d’Egypte. Setelah menamatkan pendidikan di AL-Azhar
tahun 1822, ia mengajar di almamaternya selama lebih kurang dua tahun .
Dorongan dari gurunya, AL-Attar, dan
kesempatan yang di berikan Muhammad Ali Pasha kepadanya, menjadikan ia belajar
di Prancis dan menjadi imam para pelajar Mesir di Prancis.
Ia banyak membaca buku karya tokoh-tokoh besar umat Islam
dan bangsa Barat. Dengan ketekunannya belajar bahasa Prancis secara otodidak,
akhirnya ia mampu menyaingi kehebatan para pelajar- pelajar Mesir lainnya yang
belajar bahasa itu secara formal di kelas-kelas. Selama di Prancis, ia berhasil
menerjemahkan 12 buku ke dalam bahasa Arab .Setelah kembali ke Mesir, ia diberi
kepercayaan untuk mendirikan sekolah penerjemahan tahun 1836. Di samping itu,
ia juga aktif menulis di Koran AL-Waqai AL-Misiriyah.
Adapun beberapa pemikiran tentang pembaruan yang
dilontarkannya adalah sebagai berikut :
a. Ajaran Islam bukan hanya
mementingkan soal akhirat, tetapi juga soal hidup di dunia. Umat Islam juga
harus memerhatikan kehidupan di dunia.
b. Kekuasaan raja yang
absolute harus dibatasi oleh syariat dan raja harus bermusyawarah dengan ulama
dan kaum intelektual.
c. Syariat harus diartikan sesuai dengan perkembangan
modern.
d. Kaum ulama harus
mempelajari filsafat dan ilmu pengetahuan agar syariat dapat menyesuaikan,
misalnya dengan kebutuhan masyarakat modern.
e. Pendidikan harus bersifat
universal, misalnya wanita harus memperoleh pendidikan yang sama dengan kaum
pria, istri harus menjadi teman dalam kehidupan intelektual dan sosial bagi
suami.
f.
Umat Islam harus dinamis dan meninggalkan sifat statis.
6.
Jamaluddin al Afghani (1839-1897)
Nama lengkapnya adalah Sayyid Jamaluddin al-Afghani. Ia
lahir di Asadabad tahun 1839 dan wafat di Istambul tahun 1897. Ia mendapat
gelar sayyid karena ia keturunan Husain bin Ali bin Abi Thalib. Sejak
kecil, ia sudah belajar membaca AL-Qur’an, bahasa Arab, dan Persia, serta
ilmu-ilmu lainnya, seperti tafsir, hadits tasawuf, dan filsafat.
Pada usia 20 tahun, ia sudah menjadi pembantu Pangeran
Muhammad Khan di Afghanistan. Pada tahun 1864, ia menjadi panasehat Ali Khan
dan menjadi perdana menteri pada masa pemerintahan Muhammad ‘Azam Khan. ia
banyak memperoleh pengalaman dalam pengembaraannya ke beberapa Negara.
Mula-mula ke India tahun 1869, lalu ke Mesir memberi kuliah di hadapan kaum
intelektual di Al-Azhar pada tahun 1871. Diantara muridnya yang terkenal adalah
Muhammad Abduh dan Sa’ad Zaglul.
Ketika terjadi persoalan politik di Mesir, ia pergi Paris
(Prancis). Di kota ini dia mendirikan sebuah organisasi bernama AL-Urwatul
Wusqa yang beranggotakan muslim militan
di Mesir, Suriyah, dan Afrika Utara. Organisasi ini bertujuan
mempercepat persaudaraan islam, membela,
dan mendorong umat islam untuk mencapai
kemajuan.
Berikut ini beberapa pemikiran Al-Afghani tentang
pembaruan umat Islam :
a. Kemunduran umat Islam
bukan karena Islam tidak sesuai dengan perkembangan zaman dan perubahan
kondisi. Kemunduran itu disebabkan oleh beberapa faktor. Beberapa faktor itu adalah sebagai berikut :
1) Umat Islam telah
dipengarui oleh sifat statis, berpegang pada taklid, dan bersikap fatalis.
2)
Umat Islam telah meninggalkan akhlak yang tinggi dan telah melupakan ilmu
pengetahuan.
3)
Di bidang politik , kesatuan umat Islam menjadi terpecah belah.
b.
Untuk mengembalikan kejayaan pada masa lalu dan sekaligus menghadapi dunia
modern, umat Islam harus kembali kepada ajaran Islam yang murni dan Islam harus
dipahami dengan akal serta kebebasan.
c.
Corak pemerintahan otokrasi dan absolut harus diganti dengan pemerintahan
demokratis. Kepala negara harus bermusyawarah dengan pemuka masyarakat yang
berpengalaman.
d.
Tidak ada pemisahan antara agama dan politik. Pan Islamisme atau rasa
solidaritas antara umat Islam harus dihidupkan kembali.
7.
Muhammad Abduh (1849-1905)
Muhammad Abduh lahir di Mesir tahun 1849. Ia adalah
seorang pemikir, teolog, dan pembaru dunia Islam di Mesir. Silsilah keturunannya
bersambung dengan Umar bin Khattab.
Ketika belajar di Al-Azhar, ia bertemu dengan Jamaluddin
al-Afghani. Ia sangat terkesan dengan pemikiran-pemikiran Al-Afghan. Setelah
tamat, ia mengajar di Al-Azhar dan aktif menulis surat kabar Al-Abram.
Ia juga menjabat sebagai rektor Al-Azhar.
Adapun ide-ide pembaruannya yang membawa dampak positif
bagi pengembangan pemikiran Islam adalah
sebagai berikut :
a. Pembukaan pintu ijtihad
karena ijtihad merupakan dasar yang penting dalam menafsirkan kembali ajaran
Islam.
b.
Penghargaan terhadap akal. Abduh mengatakan bahwa Islam adalah agama
rasional, yang sejalan dengan akal ilmu pengetahuan akan maju.
c.
Kekuasaan negara harus dibatasi oleh konstitusi yang telah dibuat oleh
negara yang bersangkutan.
d.
Memodernisasi sistem pendidikan di Al- Azhar.
8.
Muhammad Rasyid Ridha (1865- 1935)
Rasyid Ridha lahir di Al-Qalamun pada tanggal 23
September 1865. Ada yang mengatakan silsilahnya bersambung dengan Nabi Muhammad
SAW. melalui garis keturunan Husain bin Ali bin Abi Thalib sehingga ia mendapat
gelar sayyid. Ia dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan keluarga
terhormat serta taat agama.
Disamping belajar di Madrasah Al-Qhataniyah, Rasyid Ridha
tekun mengikuti berita perkembangan dunia islam melalui surat kabar Al-Urwatul
Wusqa, yang dipimpin oleh Jamaluddin Al-Afghani dan Muhammad Abduh. Melalui
surat kabar tersebut, ia mengenal gagasan dua tokoh pembaru yang sangat
dikaguminya itu. Ide-ide yang dikumandangkan oleh ke dua tokoh tersebut sangat
berkesan dalam diri Rasyid Ridha sehingga menimbulkan keinginan yang kuat di
hatinya untuk bergabung dan berguru kepada keduanya.
Keinginan Rasyid Ridha untuk bertemu dengan Jamaluddin
al-Afghani tidak tercapai karena lebih dahulu meninggal sebelum Rasyid Ridha
menjumpainya. Sebaliknya, Muhammad Abduh dapat dijumpainya setelah ia dibuang
di Beirut (Libanon). Pertemuan dialog antara Ridha dan Abduh semakin
menumbuhkan semangat juang dalam dirinya untuk melepaskan umat Islam dari
belenggu keterbelakangan dan kebodohan.
Rasyid Ridha banyak menyerap pikiran dan pandangan
Muhammad Abduh dalam usaha memajukan umat Islam. Setelah Muhammad Abduh
diizinkan kembali ke Mesir, Rasyid Ridha mengusulkan kepada gurunya agar ia
menerbitkan sebuah majalah. Maka terbitlah majalah yang diberi nama Al- Manar,
nama yang diusulkan oleh Rasyid Ridha .
Adapun pemikiran Rasyid Ridha tentang pembaruan Islam
sebagai berikut :
a.
Sikap aktif dan dinamis di kalangan umat Islam harus ditumbuhkan.
b.
Umat Islam harus meninggalkan sikap pemikiran kaum jabariyah
c.
Akal dapat digunakan untuk menafsirkan ayat ataupun Hadits dengan tidak
meninggalkan prinsip umum.
d.
Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi jika ingin maju.
e.
Kemunduran umat Islam disebabkan adanya unsur bid’ah dan khurafat yang
masuk ke dalam ajaran Islam.
f.
Kebahagiaan di dunia dan di akhirat diperoleh melalui hukum yang diciptakan
Allah SWT.
g.
Perlu menghidupkan kembali sistem pemerintahan khalifah.
h.
Khalifah adalah penguasa di seluruh dunia Islam yang mengurusi bidang agama
dan politik .
i.
Khalifah haruslah seorang mujtahid besar dengan bantuan para ulama dalam
menerapkan prinsip hukum dalam Islam sesuai dengan tuntutan zaman.
9.
Sayyid Ahmad Khan (1817-1898)
Sayyid Ahmad Khan dilahirkan di New Delhi tanggal 17
Oktober 1817. Gerakan pembaruan yang dilakukannya merupakan
kelanjutan gerakan dari Syah Waliyullah. Berkat jasanya menyelamatkan
orang-orang Inggris dalam pemberontakan tahun 1857, ia mendapat gelar Sir. Ia
meyakinkan pemerintah Inggris bahwa dalam pemberontakan itu unat Islam tidak
terlibat.
Untuk merealisasikan tujuan gerakan pembaruannya, ia
mengadakan kerja sama dengan inggris meskipun kerja sama itu banyak mendapat
tantangan keras dari ulama lain di Dioband. Ia beranggapan bahwa salah satu
penyebab kemunduran umat Islam dari bangsa Barat adalah lemahnya dalam
penguasaan ilmu dan teknologi.
Oleh karena itu, umat Islam mampu merebut ilmu dan
teknologi dari bangsa Barat melalui pendidikan. Ide pemikiran Sayyid Ahmad Khan
tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut :
a.
Kemunduran umat Islam disebabkan tidak mengikuti perkembangan zaman dengan
cara menguasai sains dan teknologi.
b.
Ia berpendirian bahwa manusia bebas berkehendak dan berbuat sesuai dengan
sunatullah yang tidak berubah. Gabungan kemampuan akal, kebebasan manusia
berkehendak dan berbuat, serta hukum alam inilah yang menjadi sumber kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
c. Sumber ajaran Islam
hanyalah Al-Qur’an dan Hadits.
d.
Ia menentang taklid dan perlu adanya ijtihad sehingga umat Islam dapat
berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
e. Ia berpendapat
satu-satunya cara untuk mengubah pola
pikir umat Islam dari keterbelakangan adalah pendidikan.
10.
Muhammad Iqbal (1876-1938)
Muhammad Iqbal lahir di Sialkot, Punjab pada tanggal 2
Februari 1873 M. Ia adalah seorang penyair, filusuf, dan mujadid. Muhammad
Iqbal mendapat pendidikan pertama di Murray College, Sialkot. Di sini,
ia bertemu dengan ulama besar Sayyid Mir Hasan, guru dan sahabat karib ayahnya.
Ia melanjutkan studinya di Government College Lahore dan memperoleh
gelar Master of Art (MA). Atas saran Sir Thomas Arnold, ia melanjutkan
studinya di Trinity College, Universitas Cambridge, Inggris. Dua tahun
kemudian, ia pindah ke Munchen, Jerman untuk lebih memperdalam filsafatnya. Di
sinilah ia mendapat gelar Doctor of Pbilosopy (Ph.D).
Pada tahun 1908, ia kembali ke Lahore dengan membuka
praktik sebagai pengacara dan sebagai dosen filsafat. Ia pun pernah menjadi
Presiden Liga Muslim pada tahun 1938. Adapun ide Muhammad Iqbal tentang
pembaruan Islam adalah sebagai berikut :
a. Ijtihad mempunyai
kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.
b.
Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamis. Dalam syiarnya, ia mendorong
umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
c.
Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan atau kejumudan dalam
berpikir.
d.
Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman.
e.
Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.
f.
Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan mereka kurang memerhatikan
masalah- masalah keduniaan dan sosial dan kemasyarakatan.
1.3. Mengambil ibrah dari
peristiwa perkembangan Islam pada masa modern
Pembaruan dalam Islam atau gerakan Islam modern merupakan
jawaban yang ditujukan terhadap krisis yang dihadapi umat Islam pada masanya.
Kemunduran Kerajaan Turki Utsmani yang merupakan pemangku khilafah Islam
setelah abad ke-17 telah melahirkan kebangkitan Islam. Salah satu gerakan
pembaruan yang terkenal adalah Wahabi, sebuah gerakan reformis puritan. Gerakan
ini merupakan sarana yang menyiapkan jembatan ke arah pembaruan Islam abad
ke-20 yang lebih bersifat intelektual.
Pendorong gerakan pembaruan Islam yang terkenal adalah
Jamaluddin al- Afghani (1897). Ia mengajarkan solidaritas Pan-Islam dan
pertahanan terhadap imperialisme Eropa dengan kembali kepada Islam dalam
suasana yang ilmiah dan modernis.
Gerakan yang lahir di Timur Tengah itu telah memberikan
pengaruh besar kepada gerakan kebangkitan Islam di Indonesia. Bermula dari
pembaruan pemikiran dan pendidikan Islam di Minangkabau yang disusul oleh
pembaruan pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat Arab di Indonesia.
Kebangkitan Islam di Indonesia makin berkembang dengan terbentuknya
organisasi-organisasi sosial keagamaan, seperti Sarikat Dagang Islam (SDI) di
Solo (1911), Persyarikatan Ulama di Majalengka (1911), Muhammadiyah di
Yogyakarta (1912), Persatuan Islam (Persis) di.Bandung(1923), Nahdlatul Ulama
(NU) di Surabaya(1926), dan Persatuan seperti Sarikat Islam (SI) yang merupakan
kelanjutan dari SDI, Persatuan Muslimin Indonesia (Permi) di Padang Panjang
(1932), yang merupakan kelanjutan dan perluasan dari organisasi pendidikan
Thawalib, dan Partai Islam Indonesia (PII) pada tahun 1938.
Sementara itu, hampir pada waktu yang bersamaan,
pemerintah penjajah menjalankan Politik Etis atau politik balas budi. Belanda
mendirikan sekolah-sekolah formal bagi bumi putera, terutama dari kalangan
priyayi dan kaum bangsawan. Pendidikan Belanda tersebut membuka mata kaum
terpelajar akan kondisi masyarakat Indonesia. Pengetahuan mereka akan
kemiskinan, kebodohan, dan ketertindasan masyarakat Indonesia pada saatnya
mendorong lahirnya organisasi-organisasi sosial, seperti Budi Utomo, Taman
Siswa, Jong Java Sumatranen Bond, Jong Ambon, dan Jong Celebes.
Organisasi-organisasi
sosial keagamaan Islam dan organisasi-organisasi yang didirikan kaum terpelajar
di atas menandakan tumbuhnya benih-benih nasionalisme dalam pengertian modern.
Secara umum, ibrah yang dapat diambil dari gerakan
pembaruan Islam antara lain sebagai berikut :
1.
Bidang Akidah
Dalam bidang akidah,
gerakan ini berusaha melakukan pembaruan dalam pemahaman ajaran Islam karena
banyak paham yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, antara lain berkembangnya
paham fatalisme, dan masuknya budaya syirik (takhayul, bid’ah, dan khurafat) ke
dalam ajaran Islam.
2.
Bidang Politik
Dalam bidang politik,
gerakan ini berusaha melakukan pembaruan dengan tujuan membebaskan diri dari
penjajah.
3.
Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan,
gerakan ini berusaha melakukan pembaruan dalam pendidikan dengan cara melakukan
perubahan kurikulum pendidikan dan memadukannya dengan pendidikan modern.
4.
Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi
gerakan ini berusaha melakukan perubahan ekonomi karena penjajahan menimbulkan
kemiskinan dan kesengsaraan. Selain itu, pada masa pembaruan telah
bermunculan para sastrawan yang karya-karyanya bernuansa islami di berbagai
negara, antara lain sebagai berikut :
a.
Muhammad Iqbal
Menggunakan bahasa Urdu dan Persi. Karya puisinya yang
paling terkenal adalah Asrari Khudi. Buku filsafatnya yang paling
terkenal berjudul The Reconstruction of Religious Thought in Islam. Muhammad
Iqbal juga menulis beberapa prosa dalam bahasa Inggris dan Arab.
b.
Mustafa Lutfi al- Manfaluti (1876-1926)
Muhammad Lutfi merupakan
seorang sastrawan dan ulama dari Mesir. Ia merupakan pengarang cerita pendek
yang cerita-ceritanya bergaya semi klasik dan modern.
c.
Dr. Muhammad Husain Haekal (1888- 1956)
Dr. Muhammad Husain Haekal
menulis Hayatu Muhammad( Sejarah Hidup Nabi Muhammad saw) Ia seorang
sastrawan yang dianggap sebagai perintis karya sastra modern setelah novelnya
yang berjudul Zainab terbit tahun 1914. Beliau banyak menulis kritik
sastra dan cerita pendek.
d.
Jamil Siqdi az- Zahawi (1863-1936)
Jamil Siqdi merupakan
sastrawan yang berasal dari Irak. Ia dikenal sebagai peritis sejak modern dan seorang
penyair tua yang bernada keras. selain sebagai sastrawan ia pun dikenal sebagai
hak-hak wanita bersama-sama dengan Ma’ruf ar-Rasafi (1877-1945).
e. Binti Syati’(Aisyah
Abdurrahman )
Binti Syati’ terkenal
sebagai sastrawati, wartawati, dan editor harian Al- Abram Mesir. Selain
itu, beliau banyak menekuni Al-Qur’an, lalu menulis tafsir Al-Qur’an dari segi
sastra.
1.4. Meneladani tokoh-tokoh
yang berprestasi dalam perkembangan Islam pada masa modern
Perkembangan Islam pada periode modern tak lepas dari
jasa-jasa tokoh-tokoh yang mempelopori perkembangan tersebut. Oleh karena itu,
kita sebagai generasi muda Islam, dituntut untuk meneladani tokoh-tokoh
pembaruan tersebut sehingga agama Islam selalu maju dan berkembang hingga akhir
zaman.
Keteladanan dari tokoh-tokoh pembaruan yang perlu kita
tiru adalah semangat mereka untuk kembali ke jalan Islam yang benar sebagai
mana yang telah diperintahkan oleh Allah dan Rasulullah SAW. Selain itu, semangat
mereka untuk menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia dan kemauan untuk
menuntut ilmu agar tidak tertinggal dari bangsa Barat juga perlu kita tiru.
Pada dasarnya menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap umat Islam. Dengan
menuntut ilmu kita akan terhindar dari kebodohan dan mengetahui mana hal yang
benar atau mana yang salah. Dari ilmu yang dituntut itu pula, para tokoh-tokoh
pembaharu Islam tersebut menyadarkan negara-negara Islam yang dijajah bangsa
Barat, termasuk Indonesia, untuk memerdekakan negerinya. Dengan menjadi bangsa
yang merdeka, kemakmuran untuk segenap rakyat akan tercipta serta dapat
menunjang perkembangan agama Islam.
Kelas XII
Semester II
Standar Kompetensi :
2. Memahami Perkembangan
Islam di Indonesia
Kompetensi Dasar :
2.1.
Menjelaskan perkembangan Islam di Indonesia
Di tinjau dari sudut sejarah, agama Islam masuk ke
Indonesia melalui berbagai cara. Pada umumnya masuknya Islam ke Indonesia
melalui para pedagang dari jazirah Arab, Persia, dan India pada abad ke-7 M. Para
pedagang tersebut menyebarkan Islam dengan cara berdagang dengan penduduk
Indonesia, menikahi penduduk Indonesia, atau meliputi pendidikan yang meliputi
kesenian, pemerintahan, dan tasawuf kepada masyarakat Indonesia hingga Islam
bisa diterima dan menjadi mayoritas di Indonesia.
Dalam perkembangan selanjutnya, Islam berkembang dengan
menyatukan budaya lokal Indonesia dengan ajaran Islam. Namun, perpaduan itu
tidak menyebabkan ajaran Islam keluar dari jalurnya dan tetap berpegang teguh
pada tuntunan Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Pada umumnya pembawa agama Islam ke Indonesia adalah para
pedagang yang berasal dari Arab. Selain berdagang, mereka merasa berkewajiban
menyiarkan agama Islam kepada orang lain. Agama Islam masuk ke Indonesia dengan
cara damai, tidak dengan kekerasan atau peperangan, dan tidak dengan paksaan.
Adapun daerah Indonesia yang mula-mula di masuki islam adalah Sumatera Utara,
Sumatera Barat dan Jawa Tengah. Kemudian agama Islam berkembang ke seluruh
pelosok tanah air.
Berikut ini pendapat beberapa ahli tentang waktu dan
daerah yang mula-mula di masuki Islam di Indonesia :
1.
Drs. Juned Pariduri
Beliau menyimpulkan bahwa agama Islam pertama kali masuk
Indonesia melalui daerah Sumatera Utara (Tapanuli) pada abad ke-7, hal ini
didasarkan pada penyelidikannya terhadap sebuah makam Syekh Mukaiddin di
Tapanuli yang berangka tahun 48 H (670 M).
2.
Hamka
Hamka berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Jawa pada
abad ke-7 (674), yang didasarkan pada kisah sejarah yang menceritakan tentang
Raja Ta-Cheh yang mengirimkan utusan menghadap Ratu Sima dan menaruh
pundi-pundi yang berisi emas di tengah-tengah jalan dengan maksud menguji
kejujuran, keamanan, dan kemakmuran negeri itu. Menurut Hamka, Raja Ta-Cheh
adalah Raja Arab Islam.
3.
Zainal Arifin Abbas
Beliau berpendapat bahwa agama Islam masuk di Sumatera
Utara pada abad ke-7. Beliau juga mengatakan pada waktu itu datang di Tiongkok
seorang pemimpin Islam yang telah mempunyai pengikut di Sumatera Utara.
Berdasakan para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa agama
Islam masuk di Indonesia pada abad ke-7. Pada abad ke 13 agama Islam berkembang
dengan pesat ke seluruh Indonesia. Hal itu di tandai dengan adanya
penemuan-penemuan batu nisan atau makam-makam yang berciri khas Islam, misalnya
di Leran (dekat Gresik) terdapat sebuah batu yang berisi tentang meninggalnya
seorang perempuan bernama Fatimah binti Maimun pada tahun 1082 M dan
makam-makam Islam di Tralaya yang berasal dari abad ke-13 M dan di Samudera
Pasai terdapat makam-makam raja Islam, di antaranya makam Sultan Malik as-Saleh
yang meninggal tahun 676 H atau 1292 M.
1.
Perkembangan Islam di Sumatera
Agama Islam masuk ke Sumatera sekitar abad ke-7.
Pertumbuhan Islam di Sumatera ditandai dengan berdirinya kerajaan Islam pertama
di Sumatera dan juga pertama di Indonesia, yaitu kerajaan Samudera Pasai di
Aceh yang didirikan oleh raja pertama yaitu Malik al-Saleh. Selanjutnya agama
Islam berkembang hampir ke seluruh wilayah Sumatera. Seperti Tapanuli, Riau,
Minangkabau, Kerinci, Bangka, Belitung, Indragiri, Lampung serta daerah-daerah
lainnya.
2.
Perkembangan Islam di Jawa
Agama Islam masuk ke Jawa Tengah pada masa pemerintahan
Sima. Kerajaan Islam pertama adalah kerajaan Demak yang dipimpin oleh raja
pertama yaitu Raden Patah. Sedangkan masuknya Islam di Jawa Timur terbukti
dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun pada tahun 1082 dan ditemukannya
batu nisan bertuliskan Arab yang kemudian disebut “batu leran”. Masuknya Islam
di Jawa Barat disiarkan oleh Haji Purba pada saat pemerintahan Prabu
Mundingsari pada tahun 1190. Perkembangan agama Islam di Jawa juga tidak dapat
lepas dari peranan dan andil Wali Songo.
3.
Perkembangan Islam di Sulawesi
Perkembangan agama Islam di Sulawesi tidak sebaik dan
sepesat di Jawa dan Sumatera. Cara pengislaman di Sulawesi juga dilakukan
dengan cara damai, tanpa kekerasan, peperangan, atau paksaan. Terkadang timbul
pertentangan antara kerajaan yang telah Islam dengan kerajaan yang belum
memeluk Islam. Pertentangan tersebut bukan karena masalah agama, akan tetapi
masalah politik, misalnya Kerajaan Gowa dengan Kerajaan Sopeng.
Adapun yang menyiarkan agama Islam di Sulawesi adalah
Dato’ri Bandang dan Dato’ Sulaeman. Dato’ri Bandang adalah murid Sunan Giri dan
beliau mengajarkan agama Islam kepada rakyat dan para raja. Daerah pelopor
pengembangan agama Islam adalah di Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo di Sulawesi
Selatan. Kedua kerajaan itu kemudian bergabung menjadi Makassar. Raja Gowa
menjadi raja Makassar kemudian bergelar Sultan Alaudin. Sedangkan Raja Tallo
menjadi Mangkubumi dengan gelar Sultan Abdullah.
4.
Perkembangan Islam di Kalimantan
Sekitar tahun 1550 di Banjar berdiri kerajaan Islam
dengan rajanya bergelar Sultan Suryanullah. Sejak itu pula rakyat Banjar banyak
yang memeluk agama Islam. Begitu pula daerah-daerah di bawah kekuasaan Banjar,
satu persatu masuk Islam sehingga agama Islam dengan cepat dan pesat berkembang
di Kalimantan.
Sebelum agama Islam masuk ke Dayak, suku Dayak menyembah
berhala. Kemudian lama-lama mereka banyak yang memeluk agama Islam. Pengislaman
di Dayak melalui jalan perdagangan, pernikahan, dan dakwah. Penyiaran Islam di
Dayak dilakukan oleh pendatang dari Arab, Bugis, dan Melayu. Perkembangan Islam
selanjutnya dilakukan oleh keturunan-keturunan mereka.
5.
Perkembangan Islam di Indonesia
Proses penyebaran Islam di wilayah Nusantara tidak dapat
dilepaskan dari peran aktif yang dilakukan oleh para ulama. Melalui merekalah
Islam dapat diterima dengan baik dikalangan masyarakat Nusantara. Para ulama
yang pertama kali menyebarkan Islam di Nusantara antara lain sebagai berikut :
a.
Hamzah Fansuri
Hamzah Fansuri hidup pada masa pemerintahan Sultan
Iskandar Muda, sekitar tahun 1590. Pengembaraan intelektualnya tidak hanya di
Fansur, Aceh, tetapi juga ke India, Persia, Makkah dan Madinah. Karena itu ia
menguasai berbagai bahasa selain bahasa Melayu. Dalam pengembaraannya itu, ia
sempat mempelajari ilmu fiqih, tauhid, tasawuf, sejarah dan sastra Arab. Usai
menjalani pengembaraan intelektualnya, Hamzah Fansuri kembali ke kampung
halamannya di Fansur, Aceh,untuk mengajarkan keilmuan Islam yang diperolehnya
dari guru-guru yang didatanginya di negeri-negeri yang telah disinggahi. Ia
mengajarkan keilmuan Islam tersebut di Dayah (pesantren) di Obob Simpangkanan,
Singkel.
Hamzah Fansuri bukan hanya sebagai seorang ulama, sufi dan
sastrawan terkemuka, ia juga sebagai perintis pengembangan peradaban Islam di
Nusantara. Dalam bidang keilmuan tafsir, Hamzah Fansuri telah mempelopori
penggunaan metode ta’wil. Hal ini dapat dilihat dari karyanya Asrarul Arifin.
b.
Syamsudin Al-Sumatrani
Syamsudin Al-Sumatrani merupakan salah seorang ulama
terkemuka di Aceh dan Nusantara yang hidup pada abad ke-16. Syamsudin
Al-Sumatrani memiliki peran dan posisi penting di istana kerajaan Aceh
Darussalam, karena is berprofesi sebagai Qadli (Hakim Agung), juga kedekatannya
dengan Sultan Iskandar Muda sebagai seorang Syeikh Al Islam. Syeikh Al Islam
merupakan gelar tertinggi untuk ulama, kadi, imam atau syeikh, penasihat raja,
imam kepala, anggota tim perundingan dan juru bicara Kerajaan Aceh Darussalam.
Karya-karya Syamsudin Al-Sumatrani adalah : Jaubar
Al-Haqaid, Risalah Al-Baiyyin al-Mulahaza Al-Muwahhidin Wa Al-Mubiddinfi Dzikr
Allah, Mir’ah Al-Mukminin, Syarah Ruba’i Hamzah Fansuri, Syarah Syair Ikan
Tongkol.
c.
Nuruddin Ar-Raniri
Nuruddin Ar-Raniri dilahirkan di Ranir (sekarang Render),
sebuah pelabuhan tua di Gujarat. Ayahnya berasal dari keluarga imigran Arab
Hadramy, Arab Selatan, yang menetap di Gujarat India. Meskipun ia keturunan
Arab, Ar-Raniri dianggap lebih dikenal sebagai seorang ulama Melayu dari pada
India atau Arab.
Ar-raniri diangkat sebagai Syeikh Al Islam, pada masa
pemerintahan Sultan Iskandar Tsani. Dengan memperoleh dukungan dari sultan,
Ar-Raniri mulai melancarkan berbagai pembaruan pemikiran Islam di tanah Melayu,
khususnya di Aceh. Selama lebih kurang tujuh tahun, ia menentang doktrin
wujudiah yang diajarkan oleh Hamzah Fansuri dan Syamsudin Al-Sumatrani.
Diantara karya Ar-Raniri adalah Shiratal
Mustaqiem dalam bidang tasawuf, dan
Durratul Aqaid bisyarbil-Aqaid dalam bidang akidah Islam.
d.
Abdurrauf Singkel
Abdurrauf Singkel lahir di Singkel pada tahun 1024 H/1615
M. Ia memperoleh pengetahuan Islam dari ayahnya yang seorang ulama. Setelah
itu, ia melanjutkan pendidikannya di Banda Aceh. Setelah itu melanjutkan ke
Haramain pada tahun 1052 H/1642 M. Abdurrauf kembali ke aceh pada tahun 1584
H/1661 M. Karyanya yang paling terkenal adalah Tafsir Tarjuman Al-Mustafid (Tafsir Penafsir yang Bermanfaat) dan Al-Miratu Thulab fi tashilil Ma’rifatul
Ahkamus Syar’iyyah lil Malikil Wahhab (Cermin Mudd untuk Memudahkan Pengetahuan
tentang Hukum Syari’at yang Dihadiahkan kepada raja) dalam bidang fikih
muamalah.
e.
Syeikh Muhammad Yusuf Al-Makassari
Muhammad Yusuf bin Abdullah Abul Mahasin
Al-Tajul-Khalwati Al-Makassari, dilahirkan di Moncong Loe, Gowa, Sulawesi
Selatan pada tanggal 3 Juli 1626 M/1037 H. Ia berasal dari keluarga yang taat
beragama. Ia belajar bahasa Arab, fikih, tauhid, dan tasawuf kepada Sayid Ba
Alwi bin Abdullah Al-‘Allaham Al-Thahir, seorang Arab yang menetap di Bontoala.
Setelah berusia 15 tahun, ia melanjutkan pelajarannya di Cikoang dengan
Jalaluddin Al-Aydid, seorang guru pengembara, yang datang dari Aceh ke Kutai,
sebelum sampai di Cikoang.
Diantara karyanya adalah menyalin kitab Ad-Durrah Al-Fakbira (Mutiara yang
Membanggakan), dan Risalah fil-Wujud
(Tulisan tentang Wujud)
f.
Syeikh Abdussamad Al-Palimbani
Syeikh Abdussamad Al-Palimbani merupakan salah seorang
ulama terkenal yang berasal dari Palembang, Sumatra Selatan. Ayahnya adalah
seorang sayid dari San’a, Yaman, yang sering melakukan perjalanan ke India dan
Jawa sebelum menetap di Kedah, Semenanjung Malaka. Di Kedah, ia diangkat
menjadi Qadli (Hakim Agung) di Kesultanan Kedah.
Salah satu karyanya adalah Nasihah Al-Muslimin wa Tazkiyarah Al-Mukmininfi Tadla’ililfibadfi
Sabilillah (Nasihat bagi Kaum Muslimin dan Peringatan bagi Orang Beriman
tentang Keutamaan Jihad di Jalan Allah)
g.
Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjari
Muhammad Arsyad Al-Banjari lahir pada tahun 1122 H/1710 M
di Martapura, Kalimantan Selatan. Ia memperoleh pendidikan dasar keagamaan dari
ayahnya dan para guru setempat didesanya sendiri. Dalam usia 7 tahun, Muhammad
Arsyad telah mampu membaca al-qur’an secara sempurna. Kemampuan ini menarik
perhatian Sultan Tahlilullah sehingga ia di minta tinggal bersama sultan di istana.
Di kemudian hari sultan menikahkannya kemudian ia dikirim ke Haramain guna
menuntut ilmu atas biaya kesultanan.
Karyanya adalah Sabilul Muhtadin (Jalan bagi Oang yang
Mencari Petunjuk) dalam bidang ilmu lahir dan Kanzul Ma’rifah (Gudang Pengetahuan) dalam bidang ilmu batin.
h.
Syeikh Muhammad Nafis Al-Banjari
Muhammad Nafis lahir pada tahun 1148 H/1735 M di
Martapura. Ia berasal dari keluarga bangsawan Banjar. Ia merupakan tokoh
terpenting kedua setelah Muhammad Arsyad Al-Banjari. Ia meninggal dan di kuburkan
di Kelua, sekitar 125 km dari Banjarmasin.
Karya tasawufnya yang terkenal adalah Ad-Durrun Nafis fi Bayanil Wabdab wal Afalul
Asma wa Sifat wa Zatut Taqdis.
i.
Syeikh Muhammad bin Umar An-Nawawi Al-Bantani
Muhammad bin Umar An-Nawawi Al-Bantani lahir di Tanara,
Serang, Banten pada tahun 1230 H/1813 M. Sejak kecil ia dan kedua saudaranya,
Tamim dan Abmad, di didik ayahnya dalam bidang agama, ilmu kalam, ilmu nahwu,
fikih dan tafsir. Selain itu ia juga belajar dari Haji Sabal, ulama terkenal
saat itu, dan dari Raden Haji Yusuf di Purwakarta Jawa Barat.
Syeikh Nawawi A-Bantani termasuk salah seorang ulama
Nusantara yang cukup berpengaruh dan sangat dihormati, bukan hanya di kalangan
komunitas melayu Nusantara tetapi juga oleh masyarakat Haramain secara
keseluruhan. Posisi sosial keagamaan dan intelektual yang dimilikinya memberi
kesempatan kepadanya untuk mengajar pada berbagai halaqah di Masjidil Haram
sejak tahun 1860, khususnya di Ma’had Nashr Al-Ma’arif Ad-Diniyah, hingga
akhirnya ia memperoleh gelar sebagai “Syeikh Al-Hijaz”
j.
Syeikh Ahmad Khatib Minangkabau
Syeikh Ahmad Khatib Minangkabau lahir di Bukittinggi,
Sumatra Barat pada tahun 1276 H/1855 M. Ayahnya adalah seorang jaksa di Padang,
sedangkan ibunya adalah anak dari Tuanku Nan Renceh, seorang ulama terkemuka
dari golongan Padri. Ahmad Khatib kecil memperoleh pendidikan awal pada sekolah
pemerintah yang didirikan Belanda, yaitu sekolah rendah dan sekolah guru di
kota kelahirannya. Kemudian pada tahun 1876, Ahmad Khatib melanjutkan pendidikan
agamanya di Makkah, tempat kelak ia memperoleh kedudukan tinggi dalam
mengajarkan agama dan imam dari madzhab Syafi’i di Masjidil Haram.
k.
Wali Songo
Dalam sejarah penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di
Jawa terdapat sembilan orang ulama yang memiliki peran sangat besar. Mereka di
kenal dengan sebutan Wali Songo.
1)
Maulana Malik Ibrahim
Maulana Malik Ibrahim nama aslinya adalah Maulana Makhdum Ibrahim As
Samarkandy. Beliau lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada paruh pertama pada
abad ke-14. Maulana Malik Ibrahim juga disebut Syekh Maghribi. Ia bersaudara
sengan Maulana Ishak, ulama terkenal di Samudera Pasai, sekaligus ayah dari
Sunan Giri (Raden Paku). Ibrahim dan
Ishak adalah anak dari seorang Persia, bernama Maulana Jumada’ Kubro, yang
menetap di Samarkand. Maulana Jumadil Kubro diyakini sebagai generasi ke-10
dari Al-Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW. Maulana Malik Ibrahim pernah
bermukim di Campa, sekarang Kamboja, selama 13 tahun (1379-1392) dan menikah
dengan putri raja Campa. Dari perkawinan ini lahir dua putra, yaitu Raden
Rahmat (dikenal dengan Sunan Ampel) dan Sayid Ali Murtadho alias Raden Santri.
Pada tahun 1392, Maulana Malik Ibrahim hijah ke pulau
Jawa tepatnya di desa Sembalo (sekarang Leran), Manyar, sebelah utara kota
Gresik. Aktivitas pertama yang dilakukan di desa itu adalah berdagang dengan
cara membuka warung, yang menyediakan kebutuhan pokok dengan harga murah.
Selain itu, Maulana Malik Ibrahim juga menyediakan diri untuk mengobati
masyarakat secara Cuma-Cuma.
2)
Sunan Ampel
Sunan Ampel adalah putra tertua dari Maulana Malik
Ibrahim. Nama aslinya adalah Raden Rahmat. Beliau dilahirkan pada 1401 di
Campa. Nama Ampel sendiri di identikkan pada nama tempat di mana ia lama
bermukim, yaitu di daerah Ampel atau Ampel Denta, wilayah yang kini menjadi
bagian Surabaya, kota Wonokromo sekarang.
Sunan Ampel masuk ke pulau jawa pada tahun 1443. Sunan
Ampel membangun dan mengembangkan pondok pesantren, yang kemudian dikenal
dengan sebutan Pesantren Ampel Denta. Pada pertengahan abad ke-15, Pesantren
Ampel Denta menjadi pusat Pendidikan Islam yang sangat berpengaruh di wilayah
Nusantara, bahkan hingga ke mancanegara. Dalam menyampaikan materi, Sunan Ampel
menyampaikan materi yang sangat mendasar dan sederhana. Sunan ampel pula yang
mengenalkan istilah Mo Limo (moh main,
moh ngombe, moh maling, moh madat, moh madon).
3)
Sunan Giri
Nama asli Sunan Giri adalah Muhammad Ainul Yaqin. Nama
kecil Sunan Giri ialah Raden Paku. Ia lahir di Blambangan (kini Banyuwangi)
pada 1442. Ayahnya adalah Muhammad Ishak, saudara kandung Maulana Malik
Ibrahim. Maulana Ishak berhasil mengislamkan istrinya, tapi gagal mengislamkan
sang mertua. Oleh karena itulah ia meninggalkan keluarga istrinya dan berkelana
hingga Samudera Pasai.
Sunan Giri kecil menuntut ilmu di Pesantren Ampel Denta
yang didirikan oleh Sunan Ampel, Ia juga berkelana ke Malaka dan Pasai. Setelah
itu Ia membuka pesantren didaerah perbukitan desa Sidomukti, Selatan Gresik.
Materi yang disampaikan Sunan Giri adalah soal akidah dan ibadah dengan pendekatan
fikih yang disampaikannya secara lugas. Pesantren ini tidak hanya digunakan
sebagai tempat pendidikan, tetapi juga dijadikan sebagai pusat pengembangan
masyarakat.
4)
Sunan Bonang
Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel, yang berarti juga
cucu Maulana Malik Ibrahim. Nama kecilnya adalah Raden Makdum Ibrahim. Beliau
lahir pada tahun 1465. Ibunya bernama Nyi Ageng Manila, putri seorang Adipati
di Tuban. Sunan Bonang belajar agama dari pesantren ayahnya di Ampel Denta.
Setelah dewasa, ia berkelana untuk berdakwah di berbagai pelosok pulau Jawa.
Pada awalnya ia berdakwah di Kediri dan kemudian menetap di Bonang, Lasem, Jawa
Tengah. Di desa itu ia membangun pesantren yang kini dikenal dengan nama Watu
Layar.
Sunan Bonang juga banyak menulis karya sastra berupa suluk
atau tembang tamsil. Salah satunya Suluk
Wijil yang dipengaruhi kitab Al-Shidiq
karya Abu Sa’id Al-Khayr. Dan tembang Tombo
Ati juga termasuk salah satu karyanya.
5)
Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga adalah seorang wali yang namanya paling
banyak disebut masyarakat Jawa. Ia lahir di sekitar tahun 1450. Ayahnya adalah
Arya Wilatikta, Adipati Tuban, salah seorang keturunan tokoh pemberontak
Majapahit bernama Ronggolawe. Nama kecil Sunan Kalijaga adalah Raden Said. Ia
juga memiliki sejumlah nama panggilan seperti Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran
Tuban, atau Raden Abdurrahman.
Dalam melaksanakan gerakan
dakwahnya, Sunan Kalijaga menggunakan sarana kesenian dan kebudayaan, misalnya
seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk. Beberapa karya Sunan
Kalijaga diantaranya adalah menciptakan perayaan sekatenan, grebek maulud, Layang Kalimasada, dan lakon wayang Petruk Jadi Raja.
6)
Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah lahir sekitar
tahun 1448. Ibunya adalah Nyai Rara Santang, putri dari Raja Pajajaran, Raden
Manah Rarasa. Ayahnya adalah Sultan Syarif Abdullah Maulana Huda, pembesar
Mesir keturunan Bani Hasyim dari Palestina. Sejak kecil Syarif Hidayatullah
belajar agama Islam dan baru mulai mendalami ilmu agama secara intensif sejak
berusia 14 tahun dari ulama Mesir. Ia sempat berkelana ke berbagai negara.
Setelah berdirinya Kesultanan Bintoro Demak dan atas restu ulama lain, ia
mendirikan Kesultanan Cirebon yang juga dikenal sebagai Kasultanan Pakungwati.
Dengan demikian, Sunan Gunung Jati adalah satu-satunya
Wali Songo yang memimpin pemerintahan. Dalam berdakwah, Sunan Gunung Jati
mendekati rakyat dengan cara membangun infrastruktur berupa jalan-jalan yang
menghubungkan antar wilayah. Lalu Sunan Gunung Jati juga melakukan ekspedisi ke
Banten hingga penguasa banten, Pucuk Umum, menyerahkan dengan sukarela
penguasaan wilayah Banten tersebut yang kemudian menjadi cikal bakal Kesultanan
Banten.
7)
Sunan Drajat
Sunan Drajat dilahirkan pada 1470. Nama kecil Sunan
Drajat adalah Raden Qosim dan bergelar Syaifuddin. Ayahnya adalah Sunan Ampel.
Sunan Drajat mendapat tugas pertama kali dari ayahnya untuk berdakwah ke
pesisir Gresik, melalui laut. Tetapi ia kemudian terdampar di Dusun Jelog,
daerah pesisir Banjarwati atau Lamongan sekarang. Setahun berikutnya, Sunan
Drajat pindah ke selatan dan mendirikan padepokan santri Dalem Duwur, yang kini
bernama desa Drajat, Paciran, Lamongan.
Sunan Drajat dikenal sebagai seorang yang bersahaja dan
suka menolong, serta memelihara anak-anak yatim piatu dan fakir miskin. Dalam
berdakwah, Sunan Drajat tidak menggunakan cara dengan mendekati budaya lokal
melainkan secara langsung yaitu tentang tauhid dan akidah.
8)
Sunan Kudus
Nama kecil Sunan Kudus adalah Jaffar Shadiq. Sunan Kudus
banyak berguru pada Sunan Kalijaga. Sunan kudus berdakwah ke berbagai daerah
tandus di Jawa Tengah seperti Sragen, Simo, hingga Gunung Kidul. Cara
berdakwahnya pun meniru pendekatan Sunan Kalijaga, yaitu sangat toleran pada
budaya setempat. Cara penyampaiannya bahkan lebih halus. Oleh karena itu, para
wali menunnjuknya menjadi penyebar Islam di Kudus. Hal itu terjadi karena ia
merupakan salah seorang wali yang mencoba mengakomodasi budaya lokal dalam
berdakwah di kalangan masyarakat Kudus yang mayoritasnya beragama Hindu.
9)
Sunan Muria
Sunan Muria adalah putra Dewi Saroh dari hasil
perkawinannya dengan Sunan Kalijaga. Dewi Saroh adalah adik kandung Sunan Giri
sekaligus anak Syekh Muhammad Ishak. Nama kecil Sunan Muria adalah Raden
Prawoto. Nama Muria diambil dari Tempat tinggal terakhirnya di lereng Gunung
Muria, yaitu sebelah utara kota kudus.
Sunan Muria berdakwah dari Jepara, tayu, Juana hingga
sekitar Kudus dan pati. Salah satu hasil dakwahnya lewat seni adalah lagu Sinom dan Kinanti.
2.2.
Mengidentifikasi Peristiwa-Peristiwa Penting dan Tokoh-Tokoh yang
Berprestasi dalam Perkembangan Islam di Indonesia
Agama Islam di Indonesia menjadi agama mayoritas yang
hampir dipeluk seluruh masyarakat Indonesia. Umat Islam di Indonesia juga
menentukan maju mundurnya kehidupan bangsa ini. Umat Islam juga dituntut untuk
mengisi kemerdekaan dengan bekerja keras agar tercapai
kemajuan bangsa Indonesia.
Agar hal tersebut terwujud, maka seluruh umat Islam di
Indonesia harus bersatu dalam usaha untuk memajukan Indonesia. Berikut ini
merupakan berbagai usaha umat Islam Indonesia dalam mengisi kemerdekaan
Indonesia.
1. Usaha Menyatukan Bangsa
a.
Pada tahun 1960 umat Islam berusaha mencegah gagasan Nasakom dan pada tahun
1965 mengusulkan pembubaran PKI untuk menyelamatkan Pancasila dan kesatuan
bangsa.
b.
Mempelopori pembentukan “Front Pancasila” sebagai landasan lahirnya Orde
Baru.
c.
Untuk memperkuat ideologi Pancasila, umat Islam memajukan pendidikan umum
dan pendidikan agama dalam mencerdaskan bangsa dan kesadaran bernegara, serta
memperkokoh persatuan dan kesatuan.
2.
Pembentukan Lembaga untuk Kesatuan dan Kemajuan
Untuk mencapai kesatuan dan kemajuan, umat Islam
membentuk lembaga-lembaga, baik berupa organisasi maupun lembaga-lembaga
pendidikan. Diantaranya adalah Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama
(NU), Muhammadiyah, Organisasi Mahasiswa Islam, Organisasi Pelajar Islam dan
Organisasi Islam yang lain.
Pada abad ke 17-19 perlawanan umat Islam digerakkan dan
dipelopori oleh tokoh-tokoh pahlawan Islam, seperti Sultan Agung (Mataram),
Sultan Ageng Tirtayasa dan Kiai Tapa (Banten), Sultan Hasanuddin (Makassar),
Teuku Cik Di Tiro (Aceh), Tuanku Imam Bonjol (Minangkabau), dan para kiai
diseluruh pondok pesantren, terutama di kalangan santri-santri di pulau Jawa.
Patriot-patriot bangsa ini dapat dilihat semangatnya
dalam mencapai kemerdekaan yang telah menggema ke seluruh Nusantara.
Pahlawan-pahlawan itu merupakan embrio gerakan nasional secara keseluruhan
dalam menentang penjajah, sebab dengan rasa senasib terjajahnya umat Islam,
mereka merasa satu saudara se-Nusantara tanpa melihat dari daerah mana mereka
berjuang, tetapi mereka mempunyai semangat persatuan Islam yang amat kuat untuk
dapat mengusir penjajah Belanda.
3.
Peran dalam Pembangunan
Sejak abad ke-16 agama
Islam di Indonesia telah mencatat perkembangan dalam usaha mencerdaskan
kehidupan bangsa, menanamkan jiwa-jiwa keagamaan, dan menumbuhkan nilai-nilai
persatuan. Bukti nyata dari kemajuan tersebut adalah adanya kerajaan-kerajaan
Islam yang menjadi pusat pengembangan Islam sebagai ajaran kehidupan dalam jiwa
bangsa Indonesia.
Pada saat kemerdekaan
tiba, umat Islam secara bersama-sama atas nama bangsa, menyusun Undang-Undang
Dasar 1945 beserta pembukaannya maupun Piagam Jakarta 22 Juni 1945 yang
ditandatangani oleh sembilan orang pemimpin bangsa Indonesia. Pada tahun 1969
bangsa Indonesia memulai pembangunan lima tahun pertama (1969-1973) untuk
mengisi kemerdekaan yang telah telah ditegakkan atas dasar Pancasila. Peran
umat Islam yang paling tampak justru di bidang pembangunan mental bangsa
Indonesia. Lemabaga-lembaga swadaya yang bergerak di bidang pembangunan ini
banyak didirikan oleh umat Islam terutama para kiai, seperti didirikannya
pondok-pondok pesantren dan sebagainya.
4.
Peran dalam Ketahanan dan Kesatuan
Umat Islam mempunyai peran dalam memperkokoh ketahanan
dan kesatuan bangsa Indonesia. Peran itu terdapat dalam usaha-usaha sebagai
berikut :
a. Dalam pemerintahan
Soekarno tahun 1960, umat Islam mencegah terlaksananya gagasan Nasakom.
b. Setelah meletusnya G 30
S/PKI, pada tanggal 5 Oktober 1965 umat Islam mengusulkan kepada Presiden
Soekarno agar PKI dibubarkan untuk menyelamatkan Pancasila.
c. Umat Islam mempelopori
terbentukya Front Pancasila, kemudian diteruskan dengan lahirnya kesatuan-kesatuan
aksi penghapusan G 30 S/PKI sebagai landasan lahirnya Orde Baru atau Orde
Pembangunan.
d. Untuk memperkuat ketahanan
nasional dan kesatuan bangsa, semua partai Islam Indonesia berfusi ke dalam
satu wadah dengan nama Partai Persatuan Pembangunan tahun 1973.
e. Umat Islam secara intensif
memberikan pendidikan agama kepada rakyat melalui sekolah-sekolah negeri dan
swasta, ceramah dan pengajian, pondok pesantren, lembaga-lembaga penelitian
masyarakat dan lembaga penelitian ekonomi.
5.
Persatuan bagi Kepentingan Dunia Islam
a.
Kepentingan Kebangkitan Dunia Islam
Dalam kepentingan kebangkitan dunia Islam, suatu hal yang
nyata telah terbukti, tetapi bukti-bukti kebangkitan yang telah diproklamasikan
oleh umat Islam seluruh dunia itu menjadi terhambat ketika umat Islam mengalami
krisis kesatuan. Krisis kesatuan terjadi saat berlangsungnya perang saudara
diantara dua negara Islam, yaitu Iran-Irak sejak tahun 1979, kemudian disusul
lagi perang saudara antar umat Islam di Libanon. Kebangkitan untuk menghadapi
tantangan dan kekuatan dari luar akan hilang dan lumpuh dalam waktu yang cepat
bila umat Islam selalu terpecah-pecah.
b.
Kepentingan Ekonomi, Sosial dan Politik
Kepentingan ekonomi dan sosial merupakan dambaan
masyarakat Islam terutama di negara-negara miskin, baik di Asia maupun di
Afrika. Bila kemiskinan tidak dapat diatasi, akan mengakibatkan kelemahan
ekonomi bangsa. Bila ekonomi suatu bangsa lemah dan rawan, maka bangsa itu akan
mudah dikuasai oleh bangsa lain.
Dewasa ini perkembangan umat Islam di Indonesia amat menggembirakan.
perbedaan paham antara pemerintah dengan agama sudah tidak ada. Umat Islam
telah sejalan dan telah kuat untuk bersama-sama seluruh lapisan masyarakat
Indonesia menuju era tinggal landas dalam pembangunan bangsa.
Dewasa ini di indonesia banyak dilakukan pengembangan
pendidikan Islam, seperti universitas-universitas Islam, pesantren-pesantren
modern, pengiriman sarjana-sarjana, mahasiswa dan pelajar Islam Indonesia ke
luar negeri, semata-mata untuk kepentingan umat islam.
2.3.
Mengambil Ibrah dari Peristiwa Perkembangan Islam di Indonesia
Perkembangan
Islam di Indonesia yang masuk secara damai memberikan kesan mendalam keseluruh
masyarakat Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat Indonesia
yang memeluk Islam. Dari perkembangan Islam di Indonesia ada beberapa hikmah
yang perlu kita lakukan Seperti berikut ini :
1.
Berusaha untuk tetap menjaga
persatuan dan kesatuan, terutama dengan sesama muslim
2.
Tekun belajar dan tidak pantang
menyerah bila menemui hambatan
3.
Rela berkorban untuk kepentingan
agama dan bangsa
4.
Selalu melaksanakan ajaran Islam
sesuai dengan tuntunan yang telah diberikan Allah SWT dan Rasulullah SAW
5.
Selalu melakukan perbuatan yang
bermanfaat dan tidak merugikan orang lain.
2.4.
Meneladani Tokoh-Tokoh yang Berprestasi dalam Perkembangan Islam di
Indonesia
Perkembangan Islam di Indonesia tidak lepas dari jasa
tokoh-tokoh yang menyebarkannya hingga agama Islam dapat diterima hampir di
seluruh wilayah Indonesia. Pada awalnya, tokoh-tokoh yang menyebarkan agama
Islam di Indonesia adalah para pedagang yang berasal dari jazirah Arab. Dalam
perkembangan selanjutnya, penyebaran Islam di Indonesia dilakukan oleh
tokoh-tokoh dari negeri sendiri. Penyebar agama Islam di Indonesia itu pada
umumnya datang dari golongan bangsawan. Dari proses panjang penyebaran Islam di
Indonesia oleh para tokoh-tokoh tersebut ada beberapa hal yang bisa kita
teladani dari sikap dan perilaku tokoh-tokoh tersebut :
1. Kemauan untuk menuntut
ilmu setinggi-tingginya
2.
Kemauan untuk menyebarkan Islam
3.
Semangat tidak pantang menyerah
4.
Semangat rela berkorban untuk kemaslahatan orang banyak.
2.5. Menjelaskan perkembangan Islam di Dunia
Agama Islam terus berkembang dan menyebar di seluruh
dunia. Perkembangannya mencakup seluruh benua yang ada di dunia. Contohnya
perkembangan Islam di Eropa yang mengalami kemajuan pesat.
Organisasi-organisasi Islam didirikan sebagai tempat berkumpulnya komunitas
muslim. Selain itu banyak masjid dibangun sebagai tempat ibadah bagi kaum
muslim. Salah satu masjid yang ada di Eropa adalah Central Mosque di Londen, Inggris.
Perkembangan Islam di dunia yang meliputi penyebaran Agama Islam,
penyebaran Ilmu pengetahuan Islam, penyebaran ajaran Islam dan penyebaran seni
serta kebudayaan Islam tidak akan terlaksana tanpa peran serta para pemimpin
Islam. Dalam sejarahnya, agama Islam mulai disebarkan setelah Nabi Muhammad SAW
menerima perintah dari Allah SWT untuk menyebarkan agama tauhid ini.
Dalam proses perkembangannya penyebaran Islam tidak selalu melalui jalan
yang mulus. Ada kalanya para penyebar Islam harus berhadapan dengan para
penguasa daerah setempat yang tidak menginginkan timbulnya kebudayaan dan agama
baru di daerah kekuasaan mereka. Halangan-halangan dan berbagai rintangan yang
dihadapi para penyebar Islam tersebut pada ahirnya dapat memacu timbulnya
konflik yang tidak jarang berahir dengan timbulnya peperangan. Namun, dengan
izin Allah SWT banyak peperangan atas dasar Agama Islam dan penyebaran agama
Islam yang akhirnya dimenangkan oleh bala tentara Islam.
Dari berbagai peperangan yang dimenangkan pasukan Islam inilah maka secara
otomatis daerah-daerah tersebut dikuasai oleh pasukan Islam. Di daerah-daerah
yang dikuasai inilah, diangkat para pemimpin Islam. Setelah di angkat, para
pemimpin tersebut menyebarkan ajaran Islam di daerah-daerah yang dikuasainya.
Itulah awal mula penyebaran Islam diberbagai belahan dunia.
Selanjutnya Islam berkembang melalui para pendakwah dan ulama-ulama Islam.
Di samping itu, Islam juga berkembang melalui faktor perekonomian. Faktor
perekonomiaan ini terutama dilakukan oleh para pedagang Islam yang berdagang
hingga keluar dari wilayah tempat tinggalnya. Selain itu, ada pula umat Islam
yang pindah ke negara lain untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Di Negara
tujuan, para perantau yang beragama Islam tersebut mengembangkan ajaran Islam
dan kenbudayaan Islam pun menyebar di negara baru tersebut.
2.6.
Mengidentifikasi Peristiwa-Peristiwa Penting dan
Tokoh-Tokoh yang Berprestasi Dalam Perkembangan Islam di Dunia.
1. Perkembangan Islam di Pakistan.
Islam masuk ke Pakistan pada masa pemerintahan Khalifah Walid bin Abdul
Malik, dari Dinasti Umayyah, yang berkuasa di tahun 705-715. Pada masa itu
Pakistan di perintah oleh keluarga Brahmana. Di bawah pemerintahan keluarga
Brahmana rakyat Pakistan merasa menderita sehingga meminta bantuan kepada
pemerintahan Islam di Damaskus. Oleh karena itu, Khalifah Walid bin Abdul Malik
mengirim pasukan Islam di bawah pimpinan Muhammad bin Qasim yang akhirnya dapat
menaklukan pemerintahan di Pakistan. Muhammad bin Qasim lalu di angkat menjadi
gubernur Pakistan.
Setelah Dinasti Umayyah mengalami kemunduran, Dinasti
Abbasiyah pengganti Dinasti Umayyah, jabatan gubernur yang diduduki Muhammad
Qasim diganti oleh Al-Mansur. Al-Mansur kemudian mengirimkan pasukan ekspedisi
untuk mendirikan kota Mansurah sebagai markas militer. Dalam perkembangan
selanjutnya, setelah Dinasti Abbasiyah mengalami kemunduran, berbagai dinasti
Islam silih berganti memerintah Pakistan.
2. perkembangan Islam di India.
Setelah pakistan menjadi
negara yang merdeka Islam di India menjadi minoritas. Islam di negara India
berkembang sejak tahun 1206 melalui keturunan Sultan Akbar. Masuknya Islam ke
India dibuktikan dengan adanya kerajaan Islam yang mulai berdiri sejak Dinasti
Bani Umayyah berkuasa tahun 41 H (659 M). Berikut ini kerajaan-kerajaan Islam
di India yaitu Kerajaan Ghazi, Kerajaan
Mameluk, Kerajaan Kilji.
3. Perkembangan Islam di
Thailand
Islam masuk ke Thailand sekitar abad ke 10. Islam masuk
ke Thailand melalui para pedagang dari jazirah Arab. Para pedagang tersebut
menyebarkan Islam di kalangan rakyat, terutama penduduk Pattani (Thailand
Selatan). Rakyat Pattani memeluk Islam secara sembunyi-sembunyi. Untuk tempat
ibadah mereka tidak membangun masjid, tetapi hanya membangun semacam biara
karena takut kepada raja yang bukan beragama Islam. Kurang lebih selama 300
tahun rakyat Pattani memeluk agama Islam secara sembunyi-sembunyi.
Pada tahun 1457, raja Pattani Phya Ta Nakpa dan seluruh
pembesar Istana memeluk agama Islam berkat perjuangan ulama dari Samudra Pasai,
yaitu Syaik Said. Setelah masuk Islam Raja Pattani mengganti namanya menjadi
Sultan Ismail Syah dan Tak Pasai (sebutan Syaik Said) menjadi penasihat dan
pengajar Islam dalam Istana. Sejak itu agama Islam di jadikan agama resmi
kerajaan Pattani dan di bangunlah Masjid Pintu Gerbang. Raja juga membuka
pondok pesantren sebagai pendidikan agama Islam, sehingga Pattani melahirkan
para alim ulama. Di samping mengajar para alim ulama juga menulis kitab-kitab
berbahsa Arab dan Arab Melayu (Jawi).
Selain menjadi pusat pendidikan dan dakwah, Pattani juga
merupakan pusat perdagangan terbesar di Asia pada zamannya. Kerajaan Pattani
berdiri selama tiga abad. Hingga kini Masjid Pintu Gerbang yang berdiri megah
menjadi simbol keberadaan umat Islam di Pattani.
4.
Perkembangan Islam di Amerika.
Pada seperempat akhir abad ke-19 banyak orang Islam dari Timur Tengah dan
daerah lainnya, seperti Suriah, Rusia, Turki, Balkan, dan Prancis datang ke
Amerika. Tujuan mereka sama denga n imigran lain, yaitu lari dari keadaan yang
tidak mereka inginkan di negerinya dan dalam rangka untuk memeperoleh kehidupan
yang lebih baik di dunia yang baru. Mereka banyak berhasil memelihara
identitasnya sebagai muslim dan membentuk masyarakat yang tersebar di beberapa
kota di Amerika Serikat dan Kanada.
Tahap berikutnya agama Islam masuk ke Amerika di bawah
oleh para pedagang sutra yang dating dari berbagai negeri yang tidak jelas
asalnya. Di antaranya ada yang bernama Wallace Fard Muhammad. Beliau
menyebarkan Islam mulai dari tahun 1930 dikalangan masyarakat negro Amerika
yang pada waktu itu masih kuat kepercayaannya. Wallace Fard Muhammad atau Fard
Muhammad berusaha membebaskan masyarakat negro dengan berlandaskan Al-Qur’an.
Penerus Muhammad Fard untuk menyebarkan Islam di Amerika
adalah Elijah Pook. Elijah pook kemudian mengganti namanya dengan Elijah
Muhammad. Elijah Muhammad merupakan orang yang cerdas, kuat pendiriannya, dan
juga mengenal psikologi massa.
Elijah Muhammad bersama para pengikut-pengikutnya merasa
yakin bahwa dengan agama Islam manusia dapat menemukan kebahagiaan
sesungguhnya. Manusia dapat menemukan identitas ketuhanannya. Dakwah yang
dilakukan Elijah Muhammad membuat simpati banyak orang, seperti Malcolm-X.
Malcolm-X merupakan seorang orator negro amerika yang ulung. Setelah masuk
Islam Malcolm-X mengubah namanya menjadi Ali Haji Malik al-Shabaa.
Pada tanggal 25 Februari 1975, Elijah Muhammad meninggal
dunia. Ia telah meninggalkan jasa yang besar dikalangan orang-orang muslim
negro. Benyak sekolah dan masjid yang telah dibangun. Di bidang organisasi ia
telah meninggalkan suatu jamaah yang besar dan teratur. Di bidang ekonomi ia
meninggalkan warisan senilai 80 juta dolar yang ditanam di berbagai perusahaan.
Pengganti Elijah Muhammad adalah Waris Deen Muhammad.
5. Perkembangan Islam di
Spanyol.
Di Negara Spanyol umat Islam pernah mengalami masa
jayanya. Yaitu ketika berada dibawah kekuasaan Bani Umayyah. Banyak peninggalan
dari peradaban Islam yang kini masih menjadi saksi sejarah. Karena begitu lama
hidup dan membentuk kultur Islam, maka sampai sekarang masih membekas pada
masyarakat Spanyol meskipun usaha penguburan terhadap seluruh nilai-nilai yang
mengandung keislaman terus berlangsung setelah Spanyol jatuh pada naungan
kristiani. Usaha pengembangan terhadap Islam berlangsung sampai abad ke-20.
Pada tahun 1978, Undang-Undang Spanyol mengangkat semua
agama pada tingkat yang sederajat dan mendapat perlakuan yang sama serta
kebebasan beragama dijamin oleh hukum. Dengan adanya undang-undang tersebut
kegiatan mulai hidup kembali.
6. Perkembangan Islam di Belanda.
Agama Islam di negara Belanda berkembang berkat
perjuangan Abdul Wahid Van Bommel. Di sana berdiri organisasi Islam seperti Federatie Organisaties Muslim Nederland
yang diketuai oleh Abdul Wahid. Organisai tersebut kemudian diubah menjadi Islamitische Informatie Cendrum. Melalui
organisasi tersebut beliau berjuang menuntut hak guna dapat menunaikan shalat
wajib lima waktu dan termasuk shalat jum’at.
Berdasarkan data statistik Central Burea de Statistick 1994 jumlah umat Islam Belanda mencapai
3,7% dari total penduduk 15.341.553
jiwa. Umat Islam di Belanda umumnya imigran yang bersal dari Turki,
Maroko, Suriname, Pakistan, Mesir, Tunisia, dan Indonesia, selain warga negara
asli Belanda.
Pada tahun 1990, di seluruh belanda jumlah masjid mencapai
300 buah, di antaranya Masjid Mubarak yang didirikan di kalangan Ahmadiyah dan
Masjid Maluku, An-Nur di Balk. Masjid lain yang terkenal adalah Masjid Al-Hikma
di Heesurjkpein, Deen Haag. Masjid tersebut tanpa kubah dan berbentuk rumah
panjang. Pada awalnya Masjid al-Hikma adalah Gereja Immanuel yang ditinggalkan
jamaatnya dan kemudian dibeli seorang pengusaha Indonesia (Probusutedjo) untuk
dijadikan masjid. Masjid itu kemudian diserah terimakan Probosutedjo untuk umat
Islam pada 1 Juli 1996.
7. Perkembangan Islam di
Inggris.
Penyebaran Islam di Inggris terjadi berkat jasa
Mozambores. Mozambores merupakan dokter Istana Raja Henry I. setelah masuk
Islam Mozambores mengganti namanya menjadi petrus al-ponsi. Pengembangan Islam
oleh Mozambores biasanya dilakukan pada hari-hari libur, seperti hari sabtu dan
ahad.
Di Inggris banyak berdiri berbagai organisasi keislaman
seperti berikut ini:
a. The Islamic Council of
Europe (Majelis Islam Eropa), sebagai pengawas kebudayaan eropa.
b. The Union of Moslem
Organization (Persatuan Organisasi Islam Inggris ).
c. The Association for
British Moslem (Perhimpunan Muslim Inggris).
d. Islamic Foundation dan
Moslem’s Institute, keduanya bergarak dalam bidang penelitian.
Anggota-anggotanya terdiri atas orang-orang Inggris dan imigran.
Salah satu buktu berkembangnya Islam di Inggris adalah
adanya masjid di pusat kota London. Yaitu Masjid Agung (Central Mosque) Regents
Park yang mampu menampung jamaah hingga 4.000 orang. Perancang Masjid tersebut
adalah Fredrik Gobberd and Patners. Masjid itu juga dilengkapi dengan
perpustakaan sebagai pusat kegiatang sisoal dan administrasi.
8. Perkembangan Islam di
Australia.
Pada abad ke-20 perkembangan masjid di Australia cukup
menggembirakan karena banyak masjid yang dibuat oleh arsitek yang berasal dari
penduduk pribumi Australia di antaranya sebagai berikut :
a. Pada tahun 1907 di
Brisbane didirikan masjid yang indah dan besar oleh arsitek Sharif Abosi dan
Ismeth Abidin.
b. Pada tahun 1967 di
Queensland didirikan masjid lengkap dengan Islamic Center di bawah pimpinan
Fethi Seit Mecea.
c. Pada tahun 1970 di
Mareebe diresmikan sebuah masjid yang mampu memuat 300 jamaah dengan imamnya H.
Abdul lathif.
d. Di kota Sarrey Hill di
bangun Masjid Raya Faisal dengan bantuan pemerintahan Arab Saudi.
Pendidikan Islam di Australia diselenggarakan dengan
tujuan agar dapat melestarikan pertumbuhan kehidupan agama Islam. Oleh karena
itu, di Brisbane didirikan Queesland Islamic Society yang bertujuan menyadarkan
anak-anak muslim untuk melakukan shalat dan hubungan baik sesama manusia.
Mereka selama 5-15 tahun menerima pelajaran Al-Qur’an dan tata kehidupan secara
islam. Pelajaran terdiri atas anak-anak dari Indonesia, India, Pakistan, Turki,
Afrika, Libanon, dan Australia.
9. Perkembangan Islam di
Sudan.
Islam masuk ke Sudan pada masa perluasan yang dilakukan
oleh Abdullah bin Said bin Abi Sarah. Ia mencoba memasuki kota Noubah dua kali
pada pemerintahan Ustman bin Affan, yaitu pada tahun 20 H (640 M) dan tahun 31
H (651 M). Kerajaan Islam di Sudan yang terkenal antara lain Kerajaan al-Funji
tahun 1505-1820, kesultanan Darafura tahun 1638-1875, dan Kerajaan Tog tahun
1570 sampai ahir abad ke-19.
Penyebaran Islam di Sudan dilakukan dengan cara
mengajarkan ilmu tasawuf dan ajaran filsafat. Ahli tarekat dan tasawuf yang
mashur dan berpengaruh di kalangan muslim di Sudan pada saat itu antara lain
sebagai berikut :
a. Abdul Qadir jaelani
tahun 1179-1186.
b. Abu Hasan asy-Syazili
tahun 1196-1258.
Perkembangan selanjutnya, pemerintah sudan mendirikan
sekolah-sekolah umum dan sekolah kejuruan serta pondok-pondok pesantren.
Sekolah Islam yang termasyhur di sudan adalah Ma’hadul I’lmy yang berdiri sejak
tahun 1901 dan masa belajar di sana adalah 12 tahun.
2.7.
Mengambil Ibrah Dari Peristiwa Perkembangan Islam di
Dunia.
1. Manfaat dari Sejarah Perkembangan Islam di Dunia.
Perkembangan Islam di berbagai dunia ini tidak terlepas
dari peran dan cita-cita tokoh-tokoh Islam yang berusaha mengembalikan kemajuan
umat Islam. Para pemimpin Islam merasakan dan menyadari akan kelemahan umat
Islam setelah kekuatan umat Islam dari berbagai lapanngan kehidupan lemah dan
sangat dikuasai oleh kekuatan bangsa barat. Dari situasi yang paling pahit
itulah muncul ide-ide modernisasi yang secara luas mereka sampaikan kepada
seluruh umat Islam, yaitu sebagai berikut :
a. Membangkitkan semangat
Islam di masa lampau dalam memurnikan ajaran Islam dari pengaruh takhayul,
khurafat, dan bid’ah.
b.
Memperjuangkan pendidikan universal, kemerdekaan pers, dan memperkuat paham
nasionalisme yang diwujudkan dalam bentuk partai al-hizb al-watani dan
menanamkan paham patriotisme bagi umat Islam.
c.
Memperkuat ukhuwah islamiah dan menekankan pembaruan Islam pada bidang
politik, pemerintahan, dan agama dengan ide pokok Pan-Islamisme bagi umat
Islam.
d.
Memurnikan ajaran agama Islam sesuai dengan bentuk aslinya, memperbarui
metode pengajaran dan menanamkan solidaritas seluruh umat Islam.
2. Hikmah Perkembangan
Islam Di Dunia.
Beberapa hal yang dapat diambil dari sejarah perkembangan
Islam di dunia ini antara lain sebagai berikut :
a. Dengan saling bertoleransi
terhadap paham atau berbagai aliran di kalangan umat Islam maka akan
mendatangkan kemajuan dan kehidupan yang damai.
b. Islam merupakan agama yang
cinta damai.
c. Bila pemimpin atau
khalifah Islam mencintai ilmu pengetahuan maka rakyatnya pun akan mencintai
ilmu pengetahuan.
d. Memberikan motivasi untuk
melestarikan hasil karya seni dan peradaban untuk dijadikan inspirasi
bangunan-bangunan di masa depan.
e. Penggunaan zuhud dan
pengertian tawakal yang tidak tepat akan membawa kemunduran dalam kehidupan.
f. Perselisihan dan ketidak
percayaan terhadap sesama menyebabkan kemunduran, bahkan kehancuran.
g. Umat Islam harus bersatu
dan tolong menolong dalam memajukan dan memakmurkan negeri.
h. Sikap fanatik dan tidak
memanfaatkan akal sedikit pun akan membawa dampak terhadap perkembangan
ijtihad.
2.8.
Meneladani Tokoh-tokoh yang Berprestasi Dalam
Perkembangan Islam di Dunia.
Nilai-nilai pembaruan (modernisasi Islam) mempunyai
pengaruh besar dalam kehidupan umat Islam. Dari pembaruan tersebut tumbuhlah
kesadaran bagi umat islam untuk mengikuti gerakan pembaruan tersebut sehingga
menimbulkan kebangkitan dunia islam, baik dalam bidang ilmu pengetahuan dan
politik yang sekaligus tumbuh gerakan menentang penjajahan.
Gerakan modernisasi islam yang dilakukan oleh para
pembaru itu pada dasarnya mengandung beberapa nilai yang penting bagi lahirnya
suatu dunia baru islam dalam menghadapi tantangan yang serba kompleks pada masa
modern ini. Dari para tokoh pembaru islam tersebut ada beberapa keteladanan yang
bias kita ambil.
1. Nilai persatuan (ittihad).
2. Nilai solidaritas (ukhuwah
islamiah).
3. Nilai pembaruan (tajdid).
4. Nilai perjuangan (jihad
fii sabilillah).
5. Nilai kemerdekaan
(burriyyah).
Itulah nilai-nilai yang terkandung dalam modernisasi
Islam, yang disuarakan dan diperjuangkan oleh tokoh-tokoh pembaru Islam.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis
Dari landasan teori mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah kelas XII semester I dan II yang telah kami
bahas di atas, kami dapat menganalisis dan menghasilkan analisis bahwa materi
Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah kelas XII semester I dan II sudah
sesuai dengan SK dan KD. Akan tetapi peran guru dalam menjelaskan materi sangat
di butuhkan terlebih pada KD mengambil Ibrah dan meneladani tokoh-tokoh Islam.
Keterkaitan materi antara semester I dan II
sudah saling terkait mulai dari menceritakan, mendiskripsikan,
mengidentifikasi, meneladani tokoh-tokoh, sampai dengan mengambil ibrah pada
masa perkembangan Islam pada zaman modern, di Indonesia dan di Dunia. Jadi hal
tersebut sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas
XII semester I dan II.
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kelas
XII semester I
1.
Beberapa tokoh yang mempelopori gerakan pembaharua Islam, antara lain
Muhammad bin Abdul Wahhab, Syah Waliyullah, Sultan Mahmud II, Muhammad Ali
Pasha, At-tahtawi, jamaluddin Al-afghani, Muhammad Abduh, Muhammad Rasyid
Ridha, Sayyid Ahmad Khan, dan Muhammad Iqbal.
2. Nilai positif yang dapat
diambil dari gerakan pembaharuan Islam, yaitu nilai persatuan, solidaritas,
pembaruan, jihad dan kemerdekaan.
3. Adanya pembaruan
Islam di Timur Tengah memberikan pengaruh pergerakan Islam di Indonesia dengan
berkembangnya organisasi keagamaan dan partai politik.
4. Ibrah yang
dapat diambil dari perkembangan Islam periode modern meliputi bidang akidah,
politik, pendidikan dan ekonomi.
Kelas XII
semester II
1. Perkembangan Islam di
Indonesia tidak lepas dari peranan para pedagang dari Arab dan Gujarat yang
menyebarkan Islam di Indonesia melalui jalan perdagangan, dakwah, dan
perkawinan.
2.
Tugas dakwah merupakan suatu kewajiban yang di
emban oleh setiap muslim agar ajaran Islam tetap lestari dan dapat di amalkan
dengan benar.
3.
Umat Islam di Indonesia pada masa penjajahan mempunyai andil yang sangat
besar degan berjuang melawan penjajah yang telah menindas dan membelenggu
bangsa Indonesia.
4.
Pada masa pembangunan, peranan umat Islam turut
andil mengisi kemerdekaan dengan menerapkan nilai-nilai ajaran Islam yang
mendukung pada persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
5.
Para ulama penyebar agama Islam di Indonesia di
kenal oleh masyarakat sebagai syeikh atau wali.
6. Salah satu manfaat dari
sejarah perkembangan pemikiran Islam di dunia adalah memurnikan ajaran agama
Islam sesuai bentuk aslinya, yaitu sebagaimana yang di ajarkan Al-qur’an dan
hadits.
7. Pada dasarnya
Islam berkembang dengan cara damai. Peperangan yang terjadi dalam proses
penyebaran Islam disebabkan adanya perlawanan dari pemimpin daerah yang hendak
di islamkan.
8. Nilai yang
terkandung dalam gerakan modernisasi pada agama Islam adalah sebagai berikut :
a. Nilai persatan
(ittihad)
b.
Nilai solidaritas (ukhuwah islamiyah)
c.
Nilai pembaruan (tajdid)
d.
Nilai perjuangan (jihad fii sabilillah)
e.
Nilai kemerdekaan (hurriyyah)
B.
SARAN
Demikian makalah tentang
materi Sejarah Kebudayaan Islam Madraah Aliyah Kelas XII semester I dan II ini
kami buat, kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan baik dalam referensi maupun penulisannya. Maka dari itu, kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan pembuatan
makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Syuhada, Harjan dkk.
2011. Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah Kelas XII. Jakarta: PT
Bumi Aksara
Sofwan, Ridin dkk. 2004. Islamisasi di Jawa. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Yatim, Badri. 2006. Sejarah Peradaban Islam
(Dirasah Islamiyah II). Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar